Rabu, 10 Februari 2010
Asmaul Husna
ALLAH memiliki nama-nama yang baik yang disebut dengan Asmaul Husna.
Rasulullah SAW menjelaskan bahwa al-Asma al-Husna ini jumlahnya ada 99, karena ALLAH menyukai bilangan yang ganjil.
Sesungguhnya ALLAH mempunyai sembilan puluh sembilan nama, yaitu seratus kurang satu. Barangsiapa menghitungnya, niscaya ia masuk surga. (H.R. Bukhari dan Muslim)
Sembilan puluh sembilan nama tsb menggambarkan betapa baiknya ALLAH. Nama-nama dalam Asmaul Husna ini, ALLAH sendirilah yang menciptakannya.
Dia-lah ALLAH yang Menciptakan, yang Mengadakan, yang Membentuk Rupa, yang Mempunyai Nama-Nama yang Paling baik. Bertasbih kepada-Nya apa yang ada di langit dan di bumi. Dan Dia-lah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS. Al-Hasyr: 24)
Sebutlah nama-nama ALLAH, dalam setiap zikir dan doa kita. Jika kita memohon diberi petunjuk, sebutlah nama Al-Hâdi (Maha Pemberi Petunjuk). Jika kita mohon diberi sifat kasih sayang, sebutlah nama Ar-Rahmân (Maha Pengasih). Semoga doa kita akan semakin makbul.
Anjuran untuk menggunakan Asmaul Husna dalam berzikir dan berdoa, diterangkan oleh ALLAH SWT dalam Al-Quran.
Hanya milik ALLAH asma-ul husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asma-ul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan. (QS. Al-A’râf: 180)
Asmaul Husna hanya milik ALLAH SWT. Manusia sebagai makhluk-Nya hanya dapat memahami, mempelajari, dan meniru kandungan makna dari nama yang baik tsb dalam kehidupan sehari-hari.
No
Nama
Arti
Antara lain
terdapat dalam
1
ar-Rahmaan
Yang Maha Pemurah
Al-Faatihah: 3
2
ar-Rahiim
Yang Maha Pengasih
Al-Faatihah: 3
3
al-Malik
Maha Raja
Al-Mu’minuun: 11
4
al-Qudduus
Maha Suci
Al-Jumu’ah: 1
5
as-Salaam
Maha Sejahtera
Al-Hasyr: 23
6
al-Mu’min
Yang Maha Terpercaya
Al-Hasyr: 23
7
al-Muhaimin
Yang Maha Memelihara
Al-Hasyr: 23
8
al-’Aziiz
Yang Maha gagah
Aali ‘Imran: 62
9
al-Jabbaar
Yang Maha Perkasa
Al-Hasyr: 23
10
al-Mutakabbir
Yang Memiliki Kebesaran
Al-Hasyr: 23
11
al-Khaaliq
Yang Maha Pencipta
Ar-Ra’d: 16
12
al-Baari’
Yang Mengadakan dari Tiada
Al-Hasyr: 24
13
al-Mushawwir
Yang Membuat Bentuk
Al-Hasyr: 24
14
al-Ghaffaar
Yang Maha Pengampun
Al-Baqarah: 235
15
al-Qahhaar
Yang Maha Perkasa
Ar-Ra’d: 16
16
al-Wahhaab
Yang Maha Pemberi
Aali ‘Imran: 8
17
ar-Razzaq
Yang Maha Pemberi Rezki
Adz-Dzaariyaat: 58
18
al-Fattaah
Yang Maha Membuka (Hati)
Sabaa’: 26
19
al-’Aliim
Yang Maha Mengetahui
Al-Baqarah: 29
20
al-Qaabidh
Yang Maha Pengendali
Al-Baqarah: 245
21
al-Baasith
Yang Maha Melapangkan
Ar-Ra’d: 26
22
al-Khaafidh
Yang Merendahkan
Hadits at-Tirmizi
23
ar-Raafi’
Yang Meninggikan
Al-An’aam: 83
24
al-Mu’izz
Yang Maha Terhormat
Aali ‘Imran: 26
25
al-Mudzdzill
Yang Maha Menghinakan
Aali ‘Imran: 26
26
as-Samii’
Yang Maha Mendengar
Al-Israa’: 1
27
al-Bashiir
Yang Maha Melihat
Al-Hadiid: 4
28
al-Hakam
Yang Memutuskan Hukum
Al-Mu’min: 48
29
al-’Adl
Yang Maha Adil
Al-An’aam: 115
30
al-Lathiif
Yang Maha Lembut
Al-Mulk: 14
31
al-Khabiir
Yang Maha Mengetahui
Al-An’aam: 18
32
al-Haliim
Yang Maha Penyantun
Al-Baqarah: 235
33
al-’Azhiim
Yang Maha Agung
Asy-Syuura: 4
34
al-Ghafuur
Yang Maha Pengampun
Aali ‘Imran: 89
35
asy-Syakuur
Yang Menerima Syukur
Faathir: 30
36
al-’Aliyy
Yang Maha Tinggi
An-Nisaa’: 34
37
al-Kabiir
Yang Maha Besar
Ar-Ra’d: 9
38
al-Hafiizh
Yang Maha Penjaga
Huud: 57
39
al-Muqiit
Yang Maha Pemelihara
An-Nisaa’: 85
40
al-Hasiib
Yang Maha Pembuat Perhitungan
An-Nisaa’: 6
41
al-Jaliil
Yang Maha Luhur
Ar-Rahmaan: 27
42
al-Kariim
Yang Maha Mulia
An-Naml: 40
43
ar-Raqiib
Yang Maha Mengawasi
Al-Ahzaab: 52
44
al-Mujiib
Yang Maha Mengabulkan
Huud: 61
45
al-Waasi’
Yang Maha Luas
Al-Baqarah: 268
46
al-Hakiim
Yang Maha Bijaksana
Al-An’aam: 18
47
al-Waduud
Yang Maha Mengasihi
Al-Buruuj: 14
48
al-Majiid
Yang Maha Mulia
Al-Buruuj: 15
49
al-Baa’its
Yang Membangkitkan
Yaasiin: 52
50
asy-Syahiid
Yang Maha Menyaksikan
Al-Maaidah: 117
51
al-Haqq
Yang Maha Benar
Thaahaa: 114
52
al-Wakiil
Yang Maha Pemelihara
Al-An’aam: 102
53
al-Qawiyy
Yang Maha Kuat
Al-Anfaal: 52
54
al-Matiin
Yang Maha Kokoh
Adz-Dzaariyaat: 58
55
al-Waliyy
Yang Maha Melindungi
An-Nisaa’: 45
56
al-Hamiid
Yang Maha Terpuji
An-Nisaa’: 131
57
al-Muhshi
Yang Maha Menghitung
Maryam: 94
58
al-Mubdi’
Yang Maha Memulai
Al-Buruuj: 13
59
al-Mu’id
Yang Maha Mengembalikan
Ar-Ruum: 27
60
al-Muhyi
Yang Maha Menghidupkan
Ar-Ruum: 50
61
al-Mumiit
Yang Maha Mematikan
Al-Mu’min: 68
62
al-Hayy
Yang Maha Hidup
Thaahaa: 111
63
al-Qayyuum
Yang Maha Mandiri
Thaahaa: 11
64
al-Waajid
Yang Maha Menemukan
Adh-Dhuhaa: 6-8
65
al-Maajid
Yang Maha Mulia
Huud: 73
66
al-Waahid
Yang Maha Tunggal
Al-Baqarah: 133
67
al-Ahad
Yang Maha Esa
Al-Ikhlaas: 1
68
ash-Shamad
Yang Maha Dibutuhkan
Al-Ikhlaas: 2
69
al-Qaadir
Yang Maha Kuat
Al-Baqarah: 20
70
al-Muqtadir
Yang Maha Berkuasa
Al-Qamar: 42
71
al-Muqqadim
Yang Maha Mendahulukan
Qaaf: 28
72
al-Mu’akhkhir
Yang Maha Mengakhirkan
Ibraahiim: 42
73
al-Awwal
Yang Maha Permulaan
Al-Hadiid: 3
74
al-Aakhir
Yang Maha Akhir
Al-Hadiid: 3
75
azh-Zhaahir
Yang Maha Nyata
Al-Hadiid: 3
76
al-Baathin
Yang Maha Gaib
Al-Hadiid: 3
77
al-Waalii
Yang Maha Memerintah
Ar-Ra’d: 11
78
al-Muta’aalii
Yang Maha Tinggi
Ar-Ra’d: 9
79
al-Barr
Yang Maha Dermawan
Ath-Thuur: 28
80
at-Tawwaab
Yang Maha Penerima Taubat
An-Nisaa’: 16
81
al-Muntaqim
Yang Maha Penyiksa
As-Sajdah: 22
82
al-’Afuww
Yang Maha Pemaaf
An-Nisaa’: 99
83
ar-Ra’uuf
Yang Maha Pengasih
Al-Baqarah: 207
84
Maalik al-Mulk
Yang Mempunyai Kerajaan
Aali ‘Imran: 26
85
Zuljalaal wa al-’Ikraam
Yang Maha Memiliki Kebesaran serta Kemuliaan
Ar-Rahmaan: 27
86
al-Muqsith
Yang Maha Adil
An-Nuur: 47
87
al-Jaami’
Yang Maha Pengumpul
Sabaa’: 26
88
al-Ghaniyy
Yang Maha Kaya
Al-Baqarah: 267
89
al-Mughnii
Yang Maha Mencukupi
An-Najm: 48
90
al-Maani’
Yang Maha Mencegah
Hadits at-Tirmizi
91
adh-Dhaarr
Yang Maha Pemberi Derita
Al-An’aam: 17
92
an-Naafi’
Yang Maha Pemberi Manfaat
Al-Fath: 11
93
an-Nuur
Yang Maha Bercahaya
An-Nuur: 35
94
al-Haadii
Yang Maha Pemberi Petunjuk
Al-Hajj: 54
95
al-Badii’
Yang Maha Pencipta
Al-Baqarah: 117
96
al-Baaqii
Yang Maha Kekal
Thaahaa: 73
97
al-Waarits
Yang Maha Mewarisi
Al-Hijr: 23
98
ar-Rasyiid
Yang Maha Pandai
Al-Jin: 10
99
ash-Shabuur
Yang Maha Sabar
Hadits at-Tirmizi
Filed under: 99 Asmaul Husna
Asmaul Husna
ALLAH memiliki nama-nama yang baik yang disebut dengan Asmaul Husna.
Rasulullah SAW menjelaskan bahwa al-Asma al-Husna ini jumlahnya ada 99, karena ALLAH menyukai bilangan yang ganjil.
Sesungguhnya ALLAH mempunyai sembilan puluh sembilan nama, yaitu seratus kurang satu. Barangsiapa menghitungnya, niscaya ia masuk surga. (H.R. Bukhari dan Muslim)
Sembilan puluh sembilan nama tsb menggambarkan betapa baiknya ALLAH. Nama-nama dalam Asmaul Husna ini, ALLAH sendirilah yang menciptakannya.
Dia-lah ALLAH yang Menciptakan, yang Mengadakan, yang Membentuk Rupa, yang Mempunyai Nama-Nama yang Paling baik. Bertasbih kepada-Nya apa yang ada di langit dan di bumi. Dan Dia-lah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS. Al-Hasyr: 24)
Sebutlah nama-nama ALLAH, dalam setiap zikir dan doa kita. Jika kita memohon diberi petunjuk, sebutlah nama Al-Hâdi (Maha Pemberi Petunjuk). Jika kita mohon diberi sifat kasih sayang, sebutlah nama Ar-Rahmân (Maha Pengasih). Semoga doa kita akan semakin makbul.
Anjuran untuk menggunakan Asmaul Husna dalam berzikir dan berdoa, diterangkan oleh ALLAH SWT dalam Al-Quran.
Hanya milik ALLAH asma-ul husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asma-ul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan. (QS. Al-A’râf: 180)
Asmaul Husna hanya milik ALLAH SWT. Manusia sebagai makhluk-Nya hanya dapat memahami, mempelajari, dan meniru kandungan makna dari nama yang baik tsb dalam kehidupan sehari-hari.
No
Nama
Arti
Antara lain
terdapat dalam
1
ar-Rahmaan
Yang Maha Pemurah
Al-Faatihah: 3
2
ar-Rahiim
Yang Maha Pengasih
Al-Faatihah: 3
3
al-Malik
Maha Raja
Al-Mu’minuun: 11
4
al-Qudduus
Maha Suci
Al-Jumu’ah: 1
5
as-Salaam
Maha Sejahtera
Al-Hasyr: 23
6
al-Mu’min
Yang Maha Terpercaya
Al-Hasyr: 23
7
al-Muhaimin
Yang Maha Memelihara
Al-Hasyr: 23
8
al-’Aziiz
Yang Maha gagah
Aali ‘Imran: 62
9
al-Jabbaar
Yang Maha Perkasa
Al-Hasyr: 23
10
al-Mutakabbir
Yang Memiliki Kebesaran
Al-Hasyr: 23
11
al-Khaaliq
Yang Maha Pencipta
Ar-Ra’d: 16
12
al-Baari’
Yang Mengadakan dari Tiada
Al-Hasyr: 24
13
al-Mushawwir
Yang Membuat Bentuk
Al-Hasyr: 24
14
al-Ghaffaar
Yang Maha Pengampun
Al-Baqarah: 235
15
al-Qahhaar
Yang Maha Perkasa
Ar-Ra’d: 16
16
al-Wahhaab
Yang Maha Pemberi
Aali ‘Imran: 8
17
ar-Razzaq
Yang Maha Pemberi Rezki
Adz-Dzaariyaat: 58
18
al-Fattaah
Yang Maha Membuka (Hati)
Sabaa’: 26
19
al-’Aliim
Yang Maha Mengetahui
Al-Baqarah: 29
20
al-Qaabidh
Yang Maha Pengendali
Al-Baqarah: 245
21
al-Baasith
Yang Maha Melapangkan
Ar-Ra’d: 26
22
al-Khaafidh
Yang Merendahkan
Hadits at-Tirmizi
23
ar-Raafi’
Yang Meninggikan
Al-An’aam: 83
24
al-Mu’izz
Yang Maha Terhormat
Aali ‘Imran: 26
25
al-Mudzdzill
Yang Maha Menghinakan
Aali ‘Imran: 26
26
as-Samii’
Yang Maha Mendengar
Al-Israa’: 1
27
al-Bashiir
Yang Maha Melihat
Al-Hadiid: 4
28
al-Hakam
Yang Memutuskan Hukum
Al-Mu’min: 48
29
al-’Adl
Yang Maha Adil
Al-An’aam: 115
30
al-Lathiif
Yang Maha Lembut
Al-Mulk: 14
31
al-Khabiir
Yang Maha Mengetahui
Al-An’aam: 18
32
al-Haliim
Yang Maha Penyantun
Al-Baqarah: 235
33
al-’Azhiim
Yang Maha Agung
Asy-Syuura: 4
34
al-Ghafuur
Yang Maha Pengampun
Aali ‘Imran: 89
35
asy-Syakuur
Yang Menerima Syukur
Faathir: 30
36
al-’Aliyy
Yang Maha Tinggi
An-Nisaa’: 34
37
al-Kabiir
Yang Maha Besar
Ar-Ra’d: 9
38
al-Hafiizh
Yang Maha Penjaga
Huud: 57
39
al-Muqiit
Yang Maha Pemelihara
An-Nisaa’: 85
40
al-Hasiib
Yang Maha Pembuat Perhitungan
An-Nisaa’: 6
41
al-Jaliil
Yang Maha Luhur
Ar-Rahmaan: 27
42
al-Kariim
Yang Maha Mulia
An-Naml: 40
43
ar-Raqiib
Yang Maha Mengawasi
Al-Ahzaab: 52
44
al-Mujiib
Yang Maha Mengabulkan
Huud: 61
45
al-Waasi’
Yang Maha Luas
Al-Baqarah: 268
46
al-Hakiim
Yang Maha Bijaksana
Al-An’aam: 18
47
al-Waduud
Yang Maha Mengasihi
Al-Buruuj: 14
48
al-Majiid
Yang Maha Mulia
Al-Buruuj: 15
49
al-Baa’its
Yang Membangkitkan
Yaasiin: 52
50
asy-Syahiid
Yang Maha Menyaksikan
Al-Maaidah: 117
51
al-Haqq
Yang Maha Benar
Thaahaa: 114
52
al-Wakiil
Yang Maha Pemelihara
Al-An’aam: 102
53
al-Qawiyy
Yang Maha Kuat
Al-Anfaal: 52
54
al-Matiin
Yang Maha Kokoh
Adz-Dzaariyaat: 58
55
al-Waliyy
Yang Maha Melindungi
An-Nisaa’: 45
56
al-Hamiid
Yang Maha Terpuji
An-Nisaa’: 131
57
al-Muhshi
Yang Maha Menghitung
Maryam: 94
58
al-Mubdi’
Yang Maha Memulai
Al-Buruuj: 13
59
al-Mu’id
Yang Maha Mengembalikan
Ar-Ruum: 27
60
al-Muhyi
Yang Maha Menghidupkan
Ar-Ruum: 50
61
al-Mumiit
Yang Maha Mematikan
Al-Mu’min: 68
62
al-Hayy
Yang Maha Hidup
Thaahaa: 111
63
al-Qayyuum
Yang Maha Mandiri
Thaahaa: 11
64
al-Waajid
Yang Maha Menemukan
Adh-Dhuhaa: 6-8
65
al-Maajid
Yang Maha Mulia
Huud: 73
66
al-Waahid
Yang Maha Tunggal
Al-Baqarah: 133
67
al-Ahad
Yang Maha Esa
Al-Ikhlaas: 1
68
ash-Shamad
Yang Maha Dibutuhkan
Al-Ikhlaas: 2
69
al-Qaadir
Yang Maha Kuat
Al-Baqarah: 20
70
al-Muqtadir
Yang Maha Berkuasa
Al-Qamar: 42
71
al-Muqqadim
Yang Maha Mendahulukan
Qaaf: 28
72
al-Mu’akhkhir
Yang Maha Mengakhirkan
Ibraahiim: 42
73
al-Awwal
Yang Maha Permulaan
Al-Hadiid: 3
74
al-Aakhir
Yang Maha Akhir
Al-Hadiid: 3
75
azh-Zhaahir
Yang Maha Nyata
Al-Hadiid: 3
76
al-Baathin
Yang Maha Gaib
Al-Hadiid: 3
77
al-Waalii
Yang Maha Memerintah
Ar-Ra’d: 11
78
al-Muta’aalii
Yang Maha Tinggi
Ar-Ra’d: 9
79
al-Barr
Yang Maha Dermawan
Ath-Thuur: 28
80
at-Tawwaab
Yang Maha Penerima Taubat
An-Nisaa’: 16
81
al-Muntaqim
Yang Maha Penyiksa
As-Sajdah: 22
82
al-’Afuww
Yang Maha Pemaaf
An-Nisaa’: 99
83
ar-Ra’uuf
Yang Maha Pengasih
Al-Baqarah: 207
84
Maalik al-Mulk
Yang Mempunyai Kerajaan
Aali ‘Imran: 26
85
Zuljalaal wa al-’Ikraam
Yang Maha Memiliki Kebesaran serta Kemuliaan
Ar-Rahmaan: 27
86
al-Muqsith
Yang Maha Adil
An-Nuur: 47
87
al-Jaami’
Yang Maha Pengumpul
Sabaa’: 26
88
al-Ghaniyy
Yang Maha Kaya
Al-Baqarah: 267
89
al-Mughnii
Yang Maha Mencukupi
An-Najm: 48
90
al-Maani’
Yang Maha Mencegah
Hadits at-Tirmizi
91
adh-Dhaarr
Yang Maha Pemberi Derita
Al-An’aam: 17
92
an-Naafi’
Yang Maha Pemberi Manfaat
Al-Fath: 11
93
an-Nuur
Yang Maha Bercahaya
An-Nuur: 35
94
al-Haadii
Yang Maha Pemberi Petunjuk
Al-Hajj: 54
95
al-Badii’
Yang Maha Pencipta
Al-Baqarah: 117
96
al-Baaqii
Yang Maha Kekal
Thaahaa: 73
97
al-Waarits
Yang Maha Mewarisi
Al-Hijr: 23
98
ar-Rasyiid
Yang Maha Pandai
Al-Jin: 10
99
ash-Shabuur
Yang Maha Sabar
Hadits at-Tirmizi
Filed under: 99 Asmaul Husna
Selasa, 09 Februari 2010
Perkembangan wakaf di Indonesia terrasa mulai menggeliat sejak disahkannya UU Nomor 41 Tahun 2004 tentang Wakaf, yang kemudian disusul dengan diterbitkannya PP Nomor 42 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan UU Nomor 41 Tahun 2004.
Beberapa point penting yang merupakan terobosan dalam perkembangan wakaf adalah:
1. Dibentuknya Badan Wakaf Indonesia
Tujuan utamanya adalah agar perwakafan secara nasional bisa maju & berkembang.
2. Diakuinya Wakaf Benda Bergerak, termasuk Wakaf Tunai (Uang)
Dengan diakuinya Wakaf Uang, diharapkan sumber harta wakaf menjadi lebih banyak dan bisa disinergikan dengan harta Wakaf Benda Tidak Bergerak
3. Didorongnya pengelolaan harta wakaf secara produktif
Pengelolaan harta wakaf yang selama ini masih tradisional, diharapkan secara bertahap akan mengarah kepada yang lebih produktif, sehingga kemashlahatan ummat bisa tercapai.
Oleh karena itu, saya melihat ada beberapa model pengelolaan harta wakaf secara produktif. Dua contohnya seperti terlihat pada bagan berikut:
Tapi ada 2 hal yang sangat penting sebelum kita berharap banyak mengenai pengelolaan harta wakaf secara produktif, yaitu kita harus meningkatkan kompetensi para nazhir wakaf serta dimilikinya database harta wakaf yang valid di seluruh Indonesia.
Wallahu’alam bish showab.
Pahala Menafkahi Keluarga
Kepada setiap kepala keluarga, perhatikanlah kabar-kabar gembira yang menunjukkan betapa besar nikmat Allah subhanahu wata'aala untukmu! Betapa sempurnanya karunia dan pemberian yang dikaruniakan-Nya atasmu! Dia telah mengaruniaimu keturunan yang dengannya dapat menghiasi kehidupanmu, melapangkan dadamu dan memperbanyak keturunanmu, serta menambah pahalamu kelak di akhirat.!
Kerasnya tantangan kehidupan dalam mencari rizki, beratnya beban tanggung jawab yang melelahkan dan debu-debu tanah yang menempel seakan begitu berat, tampak di wajahmu dalam perjuangan (jihad) terbesar dan ibadah paling mulia bagimu itu. Karenanya, janganlah bersedih! Itu adalah Sunnatul Hayah (tradisi kehidupan). Di situlah, kamu dicetak dan dengannya kamu diciptakan. Namun bagi orang yang memahami syariat Allah subhanahu wata'aala, maka hal itu menjadi demikian manis dan baik, sementara bagi orang yang menentang syariat-Nya, maka itu menjadi kesengsaraan dan kesia-siaan.
Keutamaan Memberi Nafkah Keluarga
Hanya orang yang jiwa kelelakiannya telah terpatri dalam hatinyalah yang dapat bersedih atas keluh-kesah keluarganya. Dan dalam hal ini, sama saja antara seorang budak dan orang merdeka, seorang Mukmin dan orang kafir. Hanya saja, seorang Mukmin yang tulus menjadikan jalan keluar atas keluh-kesah keluarganya itu sebagai bagian dari ibadah kepada Allah subhanahu wata'aala dan sebagai sarana mencari ganjaran dan pahala dariNya, karena ia mengetahui bahwa Allah subhanahu wata'aala telah menjadikannya pemimpin atas keluarganya dan telah memerinci mengenai hal itu dalam sebuah firman-Nya melalui lisan Nabi-Nya, Muhammad shallallahu 'alahi wasallam, "Setiap kamu adalah pemimpin, dan setiap kamu bertanggung jawab atas orang yang dipimpinnya. Seorang laki-laki (suami) adalah pemimpin bagi keluarga di rumahnya, dan ia bertanggung jawab atas orang yang dipimpinnya itu…" (Muttafaqun 'alaih).
Allah subhanahu wata'aala juga menjanjikan pahala yang agung baginya dan keutamaan yang besar atas nafkah yang dikeluarkan dan perawatannya bagi anak-anaknya. Dari Sa'd radhiallahu `anhu, bahwa Rasulullah shallallahu 'alahi wasallam berkata kepadanya,"Sesungguhnya, sebesar apapun nafkah yang engkau keluarkan atas keluargamu, maka engkau diberi pahala (atas hal itu), sekali pun sesuap yang engkau sodorkan ke mulut isterimu." (HR.al-Bukhari)
Dalam hadits yang lain, dari Ka'ab bin 'Ujrah radhiallahu `anhu, ia berkata, "Pernah suatu ketika, seorang laki-laki melintas di hadapan Nabi shallallahu 'alahi wasallam, lalu para shahabat beliau melihat betapa keuletan dan semangat orang itu, sehingga membuat mereka kagum, lalu mereka berkata, “Wahai Rasulullah, andaikata hal ini termasuk di jalan Allah subhanahu wata'aala.?” Maka Rasulullah shallallahu 'alahi wasallam bersabda, 'Jika ia keluar untuk berusaha menafkahi anak-anaknya yang masih kecil, maka itu termasuk di jalan Allah subhanahu wata'aala. Dan jika ia keluar untuk berusaha dengan penuh riya` dan kesombongan, maka itu termasuk di jalan setan.” (Shahih al-Jami', 2/8)
Dalam salah satu peperangan, pernah Abdullah bin al-Mubarak rahimahullah berkata kepada teman-temannya, "Tahukah kalian suatu amalan yang lebih utama dari apa yang kita lakukan saat ini (berperang).?" Mereka menjawab, "Kami tidak mengetahui hal itu." Ia berkata, "Aku tahu itu." Mereka mendesak, "Apa itu.?" Ia menjawab, "Laki-laki suci yang memiliki tanggungan keluarga, shalat di malam hari, lalu memandangi anak-anaknya yang sedang tidur dalam keadaan aurat tersingkap, lalu ia menyelimuti dan menutupi mereka dengan pakaiannya. Maka, amalannya itu adalah lebih utama dari kondisi kita ini."
Bagi yang menjadi tulang punggung keluarga! Hendaknya bergembira karena dijanjikan surga oleh Rasulullah subhanahu wata'aala, yakni selama kamu berada di dalam Jihad Tarbiyah, saat kamu menanggung bebannya, bersabar atas keletihan yang dirasakan dan berjuang melawan kesulitan-kesulitannya!
Bila kamu merasa permasalahanmu demikian pelik dan seakan membuat frustasi, maka lihatlah karunia yang diberikan Allah subhanahu wata'aala kepadamu. Ketika itu, pasti kamu akan merasakan kesabaran memenuhi seluruh relung-relung hatimu, menghapus kesedihanmu, dan memantapkan langkahmu untuk menempuh celah-celah Tarbiyah.
Ingatlah, terkadang para pesedekah mengeluarkan sedekahnya sekali dalam setahun, atau sekali dalam sebulan. Tapi kamu? Dengan mendidik keluarga dan mereka yang berada di bawah tanggunganmu, kamu adalah pesedekah abadi; dengan harta, jiwa, kasih sayang dan kebapakanmu!
Dalam hadits yang diriwayatkan dari al-Miqdam radhiallahu `anhu, ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alahi wasallam bersabda, “Makanan yang kamu berikan kepada dirimu, maka itu sedekah untukmu; dan makanan yang kamu berikan kepada isterimu, maka itu sedekah untukmu; dan makanan yang kamu berikan untuk pelayanmu, maka itu sedekah untukmu.” (Shahih Ibn Majah, 1739)
Janganlah bersedih, lihatlah bagaimana Allah subhanahu wata'aala mengaruniaimu dua kali nikmat:
* Pertama, Saat Dia menganugerahimu keluarga yang bisa jadi Dia tidak menganugerahkannya kepada orang lain. Dia telah berkenan mengaruniaimu keturunan, namun tidak memberikannya kepada orang lain. Dia berkenan memberikanmu anak, namun tidak memberikannya kepada orang lain. Renungkan apa yang diberikan-Nya kepada Rasul-Nya tentang hal itu, (artinya) "Dan sesungguhnya Kami telah mengutus beberapa Rasul sebelum kamu dan Kami memberikan kepada mereka istri-istri dan keturunan..." (QS.ar-Ra'd:38)
Nikmat mendapatkan anak merupakan nikmat yang besar, yang wajib disyukuri dan untuk melakukannya dituntut suatu perjuangan. Dan ini baru dalam satu nikmat yang faedahnya tidak terhingga banyaknya.
* Kedua, saat Dia menjadikan tanggung jawabmu atas anak-anak dan jihadmu dalam mendidik dan menumbuhkembangkan mereka sebagai salah satu pintu kebaikan bagimu di akhirat kelak, saat dan tempat Dia mengampunimu dan menambahkan pahala bagimu karenanya.
Anak Perempuan dan Pahala Besar
Masih saja ada wajah-wajah yang kecewa, cemberut, dan murung manakala mengetahui anak yang barusan lahir dari perut isterinya berkelamin perempuan, padahal sejak awal, Islam telah mengharamkan kebiasaan mengubur hidup-hidup anak-anak perempuan yang dilakukan pada masa Jahiliah, dan mewajibkan berbuat baik kepada mereka. Hal ini tampak jelas dalam firman Allah subhanahu wata'aala, (artinya) "Dan apabila seseorang dari mereka diberi kabar dengan (kelahiran) anak perempuan, hitamlah (merah padamlah) mukanya, dan dia sangat marah."(QS.an-Nahl:58)
Qatadah berkata, "Ini adalah perangai orang-orang Musyrikin Arab, dan Allah subhanahu wata'aala memberitahukan kepadamu kebusukannya. Adapun seorang Mukmin, maka ia sungguh rela dengan apa yang telah diberikan Allah subhanahu wata'aala kepadanya. Dan apa yang ditakdirkan baginya adalah lebih baik dari diri seseorang. Sungguh, aku tidak tahu, apa itu kebaikannya? Sungguh, betapa banyak bocah perempuan adalah lebih baik bagi keluarganya daripada bocah laki-laki. Bila Allah subhanahu wata'aala memberitakan kepadamu perangai mereka itu (orang-orang Musyrikin), maka hendaklah kamu jauhi dan berhenti darinya. Dulu, salah seorang dari mereka sudi memberi makan anjingnya namun tega mengubur hidup-hidup anak perempuannya."
Orang yang bersedih karena kelahiran bayi perempuannya adalah orang yang tidak memahami bahwa Sang Pemberi anak laki-laki dan perempuan itu adalah Allah subhanahu wata'aala. Dia berfirman, "Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki, Dia memberikan anak-anak perempuan kepada siapa yang Dia kehendaki dan memberikan anak-anak lelaki kepada siapa yang Dia kehendaki. Atau Dia menganugerahkan kedua jenis laki-laki dan perempuan (kepada siapa yang dikehendaki-Nya), dan Dia menjadikan mandul siapa yang Dia dikehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa." (QS.asy-Syuro:49-50) Para ulama berkata, "Allah subhanahu wata'aala mengedepankan penyebutan perempuan atas laki-laki untuk memberikan karunia kepadanya (Perempuan). Karenanya, Dia memulai penyebutan diri perempuan sebelum laki-laki."
Mengenai betapa besar pahala yang diberikan kepada orangtua yang dianugerahi anak-anak perempuan, simak hadits yang diriwayatkan dari 'Uqbah bin 'Amir al-Juhani radhiallahu `anhu, ia berkata, "Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alahi wasallam bersabda, “Siapa saja yang memiliki tiga orang puteri, lalu bersabar, memberi makan, memberi minum dan memberi pakaian mereka dari hartanya, maka mereka kelak akan menjadi penghalang (tameng) baginya dari sentuhan api neraka.” (Shahih al-Jami':534) Dalam hadits lain yang mirip dengan itu disebutkan, bahwa bukan hanya bagi yang memiliki tiga orang anak perempuan, bahkan seorang anak perempuan pun, bilamana ia memberikan tempat tinggal, mengasihi dan menanggung mereka, maka dipastikan ia masuk surga. (HR.Ahmad)
Berbahagialah karena mendapatkan rizki berupa anak-anak, yang merupakan kebaikan-kebaikan bagimu kelak setelah meninggalkan dunia yang fana ini. Bila kamu memberikan pendidikan yang baik kepada mereka, niscaya mereka akan menjadi anak-anak yang shalih lagi beriman. Rasulullah shallallahu 'alahi wasallam bersabda, “Bila manusia meninggal dunia, maka terputuslah amalnya kecuali dari tiga hal: Sedekah jariyah, Ilmu yang bermanfaat, atau anak shalih yang berdoa untuknya.” (HR. Muslim).
>Semoga kita tidak menyia-nyiakan peluang yang teramat berharga ini. (SUMBER: ”Ila Shahib al-'Iyal”, Divisi Ilmiah Pada Penerbit Dar Ibn Khuzaimah, Riyadh), Abu Shofiyyah
Kemiskinan dan Kesempatan Memperoleh Pendidikan
BAGI bangsa yang ingin maju, pendidikan merupakan sebuah kebutuhan. Sama dengan kebutuhan perumahan, sandang, dan pangan. Bahkan, ada bangsa atau yang terkecil adalah keluarga, pendidikan merupakan kebutuhan utama. Artinya, mereka mau mengurangi kualitas perumahan, pakaian, bahkan makanan, demi melaksanakan pendidikan anak-anaknya.
SEHARUSNYA negara juga demikian. Apabila suatu negara ingin cepat maju dan berhasil dalam pembangunan, prioritas pembangunan negara itu adalah pendidikan. Jika perlu, sektor-sektor yang tidak penting ditunda dulu dan dana dipusatkan pada pembangunan pendidikan.
NEGERI ini telah lebih dari 20 tahun melaksanakan Wajib Belajar Pendidikan Dasar 6 Tahun dan telah 10 tahun melaksanakan Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun. Maksud dan tujuan pelaksanaan wajib belajar adalah memberikan pelayanan kepada anak bangsa untuk memasuki sekolah dengan biaya murah dan terjangkau oleh kemampuan masyarakat banyak. Apabila perlu, pendidikan dasar enam tahun seharusnya dapat diberikan pelayanan secara gratis karena dalam pendidikan dasar enam tahun atau sekolah dasar kebutuhan mendasar bagi warga negara mulai diberikan. Di sekolah dasar inilah anak bangsa diberikan tiga kemampuan dasar, yaitu baca, tulis, dan hitung, serta dasar berbagai pengetahuan lain. Setiap wajib belajar pasti akan dimulai dari jenjang yang terendah, yaitu sekolah dasar.
Seperti diketahui, sebagian besar keadaan sosial ekonomi masyarakat kita tergolong tidak mampu. Dengan kata lain, mereka masih dililit predikat miskin. Mulai Inpres Nomor 10 Tahun 1971 tentang Pembangunan Sekolah Dasar dan inpres- inpres selanjutnya, negeri ini telah berusaha memberikan pendidikan murah untuk anak bangsanya. Puluhan ribu gedung sekolah dasar telah dibangun dan puluhan ribu guru sekolah dasar diangkat agar pemerataan kesempatan belajar untuk jenjang sekolah dasar dapat dilaksanakan dengan murah, dari kota sampai ke desa-desa. Semua warga negara, kaya atau miskin, diberi kesempatan yang sama untuk menikmati pendidikan dasar enam tahun yang biayanya dapat dijangkau golongan miskin.
Kejadian itu dapat dinikmati dalam jangka waktu cukup lama, yaitu sejak dicetuskannya Wajib Belajar Pendidikan Dasar 6 Tahun tahun 1984. Sayang, gema wajib belajar itu makin hari makin melemah karena komitmen bangsa ini pada wajib belajar tidak seperti saat dicanangkan. Jika selama ini kita melihat pendidikan tinggi itu mahal, sekolah menengah juga mahal, SMP juga mahal, sekarang kita saksikan memasuki sekolah dasar pun sudah mahal.
Kini kita melihat, hampir semua jenjang sekolah negeri sudah menjadi lembaga komersialisasi karena yang berbicara tidak lagi persyaratan-persyaratan yang ditentukan oleh kurikuler, tetapi justru besarnya biaya masuk untuk sekolah dasar. Jika untuk masuk sekolah dasar ditentukan oleh umur, maka seorang anak yang sudah berumur tujuh tahun atau lebih wajib diterima sebagai murid sekolah dasar. Ini adalah ketentuan yang tidak boleh ditawar karena ketentuan untuk masuk sekolah dasar adalah berdasarkan umur.
Agaknya pelaksanaan wajib belajar negeri ini adalah slogan yang selalu didengung-dengungkan. Padahal, dalam kenyataannya, pelaksanaan wajib belajar dihalang-halangi, karena untuk masuk sekolah dasar pun kini harus membayar mahal sehingga masyarakat miskin tidak mungkin dapat membayarnya. Maka terjadilah hal yang sebenarnya tidak perlu terjadi apabila semua pihak, terutama guru dan kepala-kepala sekolah, menghayati tujuan wajib belajar itu. Bagi masyarakat dan orangtua yang kaya, anaknya akan dapat bersekolah di sekolah negeri, sedangkan yang miskin akan gagal dan tidak bersekolah.
Untuk masuk ke sekolah swasta, masyarakat miskin tidak mungkin mampu membayarnya. Akibatnya, banyak anak bangsa yang tidak akan memperoleh kesempatan memperoleh pendidikan. Sungguh satu hal yang ironis. Sebab, pada negara yang hampir 60 tahun usianya ini, banyak anak bangsanya akan menjadi buta huruf karena dililit kemiskinan dan negeri ini akan terpuruk karena kualitas sumber daya manusianya tidak mampu bersaing dengan negara ?negara yang lain.
PENULIS sengaja memfokuskan tulisan ini pada kesempatan untuk memperoleh pendidikan dasar enam tahun karena bagi warga negara sekurang-kurangnya harus memiliki kemampuan setingkat sekolah dasar, dengan harapan akan memperoleh pendidikan lanjutan. Dengan memiliki dan dibekali kemampuan dasar itu, seorang warga negara akan memiliki harga diri, dapat menambah wawasan melalui kemampuan baca, sehingga ia menjadi warga negara yang tidak picik, mampu menerima pembaruan, dan meningkatkan kemampuannya.
Apabila praktik-praktik pungutan yang diadakan sekolah- sekolah dibiarkan dan tidak ditertibkan, maka akan bertambah banyaklah deretan anak- anak yang tidak bersekolah karena tidak mampu. Dan hanya anak-anak orang kaya saja yang akan memperoleh pendidikan dari tingkat terbawah sampai ke tingkat yang tinggi. Akibat dari itu semua, negeri ini akan dihuni golongan kaya dan terdidik yang akan membentuk kelas tersendiri dalam masyarakat.
Di lain pihak akan terdapat keluarga miskin dan tidak terdidik yang merupakan golongan terbesar di negeri ini. Jika itu terjadi, alangkah rusaknya struktur masyarakat di negeri ini, yang berakibat terjadinya kesenjangan sosial yang tidak kita inginkan. Anehnya, kejadian-kejadian itu justru terjadi di era otonomi daerah, yang seharusnya ada perubahan menuju kebaikan dalam pelaksanaan proses pendidikan. Diharapkan pelaksanaan pembangunan pendidikan di daerah akan lebih baik karena banyak daerah menyediakan dana pendidikan yang tidak sedikit, yang seharusnya pungutan-pungutan itu tidak perlu terjadi.
Adalah suatu kekeliruan yang telah dibuat bahwa wewenang pendidikan yang begitu luas diberikan kepada kabupaten dan kota. Padahal, di daerah-daerah belum tersedia tenaga-tenaga pendidikan yang memenuhi syarat untuk melaksanakan pendidikan di daerahnya. Banyak pejabat yang menangani masalah pendidikan tidak tahu benar akan tugasnya. Lebih-lebih fungsi pengawasan yang menjadi syarat utama dalam proses pendidikan tidak berfungsi. Akibatnya, banyak kepala sekolah yang cenderung mengambil keputusan sendiri- sendiri dengan melanggar ketentuan yang ada, antara lain melaksanakan pungutan untuk masuk sekolah.
MENURUT pengamatan penulis, alasan diadakannya pungutan yang memberatkan itu antara lain untuk kesejahteraan guru dan pembangunan lokal tambahan. Kedua alasan itu adalah alasan klasik yang sudah lama terjadi. Akan tetapi, pungutan yang dilakukan akhir-akhir ini dinilai sudah tidak wajar karena jumlahnya begitu besar dan memberatkan, terutama bagi yang miskin.
Untuk mengatasi semua itu, pertama, janganlah kemiskinan dijadikan penyebab terhambatnya anak bangsa untuk memperoleh pendidikan.
Kedua, guru atau profesi guru adalah profesi khusus. Profesi guru tidak sama dengan pegawai negeri lain. Tugasnya terikat pada waktu dan tempat. Karena itu, penggajian pada guru harus berbeda dari pegawai negeri lainnya, agar mereka dapat bekerja dengan tenang dan tidak perlu memikirkan untuk pungutan-pungutan yang tidak sah.
Ketiga, apabila penghasilan guru sudah dapat memenuhi kebutuhan pokoknya, diharapkan berbagai pungutan tidak terjadi. Jika melanggar berbagai ketentuan itu, mereka harus dikenai sanksi.
Keempat, kepada pengelola pendidikan dan komite sekolah, harus selalu ada koordinasi dengan sekolah agar ketentuan- ketentuan kurikuler, terutama dalam penerimaan murid baru, dapat berjalan menurut ketentuan yang ada.
Di zaman kolonial Belanda, pemerintah kolonial sebenarnya tidak berniat mendirikan universitas. Mereka mendirikan hogeschool agar lulusan dapat membantu mission mereka menjajah rakyat Indonesia dengan mudah karena dapat memanfaatkan tenaga inlanders untuk diangkat sebagai pembantu utamanya.
Meski demikian, pemerintah kolonial akhirnya membuat sekolah juga. Pada mulanya, pemerintah kolonial mendirikan sekolah Nederlands Indische Artsen School di Surabaya. Lalu, didirikan School tot Opleiding voor Indische Artsen di Batavia. Di beberapa kota besar seperti Jakarta, Surabaya, dan Yogyakarta didirikan Algemene Middelbare School (AMS), Middelbare Opleiding School voor Indlandse Amstenaren di Magelang, Middelbare Opleiding School voor Inlandse Bestuur Ambtenaren di Bandung, Middelbare Landbouw School di Bogor dan Ungaran. Juga Veeartsen School di Bogor.
Sekolah-sekolah itu adalah setara dengan jenjang sekolah menengah. Setelah itu, pemerintah kolonial baru mendirikan Rechts Hogeschool (RH) dan Geneeskundige Hogeschool di Jakarta. Di Bandung, pemerintah kolonial mendirikan Technische Hogeschool (TH). Kebanyakan dosen TH adalah orang Belanda.
Pada zaman kolonial (kalau tidak salah ingat), hanya ada seorang pribumi yang menjadi guru besar, yaitu Prof Husein Djajadiningrat, yang kemudian menjabat Direktur Departement Van Onderwijs en Eredienst, disusul kemudian oleh Prof Dr Mr Supomo yang mengajar di RH. Sementara universitasnya baru didirikan setelah Perang Dunia II usai dan pemerintah kolonial mau menjajah kembali Indonesia.
BAGI kaum inlanders atau pribumi, mereka agak sulit untuk masuk ke sekolah-sekolah tinggi itu. Bahkan, ketika almarhum Prof Roosseno lulus TH, jumlah lulusan yang bukan orang Belanda hanya tiga orang, yaitu Roosseno dan dua orang lagi vreemde oosterling alias keturunan Tionghoa. Bila demikian, lantas berapa orang yang lulus bersama almarhum Ir Soekarno (presiden pertama RI) dan Ir Putuhena? Di zaman pendudukan Jepang, pernah dicari 100 orang insinyur yang dibutuhkan. Padahal saat itu belum ada 90 orang insinyur lulusan TH Bandung.
Biaya kuliah untuk satu tahun di salah satu sekolah tinggi itu besarnya fl (gulden) 300. Saat itu, harga satu kilogram (kg) beras sama dengan 0,025 gulden. Maka, besar uang kuliah sama dengan 12.000 kg beras. Bila ukuran dan perbandingan itu diterapkan sebagai biaya kuliah di universitas sekarang, sedangkan harga beras sekarang rata-rata Rp 3.000 per kg, maka untuk kuliah di universitas biayanya sebesar Rp 36 juta per mahasiswa per tahun.
Biaya di MULO, setingkat sekolah lanjutan tingkat pertama, adalah sebesar 5,60 gulden per siswa per bulan, setara dengan 224 kg beras. Bila dihitung dengan harga beras sekarang, akan menjadi Rp 672.000 per siswa per bulan. Maka, saat itu banyak rekan sekolah saya masuk ke Ambachtschool atau Technische School, karena biayanya agak murah sedikit. Berbekal keterampilan yang diperoleh di Ambachtschool atau Technische School, siswa bisa langsung bekerja setelah lulus.
Meski biaya sekolah mahal, bagi siswa yang berasal dari keluarga tidak mampu secara ekonomis, tetapi mempunyai bakat dan nilai rapor bagus, kepala sekolah dapat mengajukan pembebasan biaya uang sekolah ke Departement O & E. Biasanya, bila pengajuan pembebasan biaya diajukan oleh Direktur MULO atau AMS, Departemen O & E akan mengabulkan, bahkan amat mungkin siswa bersangkutan juga diberi beasiswa untuk hidup.
Dari pengalaman pribadi, orangtua saya berhenghasilan 100 gulden sebulan. Dengan penghasilan itu, hampir mustahil orangtua saya bisa mengirimkan keempat anaknya menikmati pendidikan tinggi. Meski demikian, dengan kerja keras, saya dan semua adik saya dapat menikmati pendidikan tinggi. Bahkan, saya dan beberapa ratus teman pada tahun awal kemerdekaan, ketika Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) masih miskin, dapat menikmati beasiswa.
PADA tahun 1950, NKRI baru saja menyelesaikan perang kemerdekaan melawan penjajah Belanda. Toh Pemerintah NKRI yang masih miskin mampu memprogramkan pendidikan bagi kader bangsanya. Ratusan pemuda Indonesia dibiayai Pemerintah NKRI untuk meneruskan pendidikannya di perguruan tinggi, baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Dewasa ini NKRI sudah begitu kaya, mengapa beasiswa bagi para kader bangsa tidak lancar? Padahal NKRI ingin mencerdaskan kehidupan bangsa, sedangkan penghasilan rakyatnya amat rendah. Kepada mereka yang rajin dan cerdas, sudah seharusnya pemerintah memberikan beasiswa karena pendidikan akademis memang mahal.
Seyogianya industri atau instansi pemerintah menyerahkan tugas penelitiannya kepada universitas sehingga biaya penelitian yang harus dipikul perguruan tinggi dapat dibantu atau bahkan dipikul industri dan instansi pemerintah. Dengan demikian, biaya bagi mahasiswa dapat dikurangi.
Juga cara perguruan tinggi melakukan pembibitan, jangan langsung diambil dari yang fresh graduate. Lebih-lebih kalau dosen muda itu lulusan perguruan tinggi itu karena akan timbul inbreeding bila mereka tidak disekolahkan ke tingkat lanjutan atau dimagangkan di profesi tertentu. Dosen di perguruan tinggi membutuhkan pengalaman kerja di luar perguruan tinggi, di mana mereka dapat menerapkan ilmu dan pengetahuan yang dikuasai. Maka, di luar negeri banyak profesor yang diambil dari industri atau instansi. Mereka sudah pernah menguji kemampuannya untuk berkompetisi dengan alumni dari perguruan tinggi lain. Setelah diketahui kemampuannya, mereka dipanggil untuk menjadi profesor di perguruan tertentu.
Profesor yang mengajar di universitas seyogianya mampu mengembangkan ilmunya melalui riset yang dilakukan para kandidat doktor yang dibimbingnya. Bila ada profesor yang tidak membimbing doktor, maka risetnya sudah berhenti atau ilmunya tidak berkembang. Mereka yang tidak mampu mempromotori doktor jangan diangkat sebagai profesor, cukup lektor kepala saja. Apakah tugas seorang profesor hanya mengajar dari buku yang ditulis rekannya saja?
Seorang profesor harus mau mengembangkan ilmunya dengan cara mempromotori kandidat doktor bidang ilmunya. Bila tidak demikian, perkembangan perguruan tinggi akan menjadi seperti sekolah menengah atas plus. Pada umumnya, perguruan tinggi mengembangkan ilmu yang dikuasai profesornya, maka biaya untuk belajar di perguruan tinggi selalu mahal. Dari perguruan tinggi inilah timbul inovasi dan kreasi yang selanjutnya dapat dimanfaatkan masyarakat untuk mempertahankan hidupnya aman dan nyaman.
Perguruan tinggi yang satu akan bersaing dengan perguruan tinggi lainnya, terutama dalam kemajuan ilmu dari hasil risetnya. Mengingat biaya penelitian tidak murah, untuk dapat mengikuti kuliah di perguruan tinggi dibutuhkan biaya tidak sedikit. Bila hasil riset dapat langsung diaplikasikan dan dapat dijual ke industri atau instansi terkait, hasil ini secara kumulatif dapat digunakan membiayai riset berikutnya. Jadi, hasil riset dapat menumbuhkan multiplier effect.
BIAYA mengikuti pendidikan di perguruan tinggi yang mahal bukan hanya terjadi di Indonesia. Di negara mana pun tetap tinggi dan penghasilan para profesornya pun amat memadai. Dengan demikian, tidak ada profesor yang bekerja di tempat lain (nyambi), kecuali di bidang pendidikan.
Di luar negeri, bila ada seorang direktur industri atau instansi dipanggil untuk menjabat profesor di salah satu perguruan tinggi, jabatannya akan ditinggalkan. Karena, jabatan profesor di perguruan tinggi lebih terhormat dan penghasilannya meningkat. Keadaan ini berbeda dengan situasi perguruan tinggi di Indonesia. Bila seorang profesor diminta menjadi direktur salah satu industri atau instansi, jabatan di perguruan tingginya akan ditinggalkan. Karena, penghasilan profesor di perguruan tinggi Indonesia rendah.
Dengan biaya kuliah yang tinggi, perguruan tinggi diharapkan akan menghasilkan riset dan ilmu yang sepadan. Menurut saya, tidak semua pemuda harus kuliah di perguruan tinggi bila kemampuan berpikirnya tidak cukup baik. Lebih baik mereka masuk akademi yang mengajarkan ilmu terapan, profesi dan kompetensi yang amat dibutuhkan oleh masyarakat.
Sebetulnya, yang dibutuhkan masyarakat adalah ilmu dari seseorang yang dapat disumbangkan, bukan suatu gelar yang menempel pada namanya, tetapi tidak dapat dimanfaatkan masyarakat. Janganlah membanggakan diri dengan gelar yang dijualbelikan seperti pernah disinyalir Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Semoga masyarakat tidak silau melihat beberapa gelar yang dipajang di sekitar nama seseorang.
Nakoela Soenarta Guru Besar Ilmu Teknik Mesin di FTUI, ISTN, dan FTUP
Besi seringkali BERBANGGA Akan DIRINYA SENDIRI. Ia sering Menyombong kepada Sahabatnya :
"Lihat ini aku, Kuat dan Keras. Aku Tidak Seperti Kamu yang Lemah dan Lunak" Air hanya Diam Saja Mendengar Tingkah Sahabatnya.
Suatu hari Besi Menantang Air Berlomba untuk Menembus Suatu Gua dan Mengatasi Segala Rintangan yang ada di sana.
Aturannya :"Barang siapa dapat melewati gua itu dengan selamat tanpa terluka maka ia dinyatakan menang."
Besi dan Air pun mulai berlomba :
Rintangan pertama mereka ialah mereka harus melalui Penjaga Gua itu yaitu Batu-batu yang Keras dan Tajam.
Besi mulai Menunjukkan Kekuatannya, Ia menyerang bebatuan, menabrakkan Dirinya ke batu-batuan itu. Karena Kekerasannya batu-batuan itu Mulai Runtuh dan Besi pun Banyak Terluka di sana - sini karena Melawan Batu-batuan itu. Air melakukan tugasnya dengan menetes sedikit demi sedikit untuk melawan bebatuan itu, ia lembut Mengikis Bebatuan itu sehingga Bebatuan lainnya Tidak Terganggu dan Tidak Menyadarinya, ia Hanya Melubangi Seperlunya Saja untuk Lewat tetapi Tidak Merusak Lainnya.
Score Air dan Besi 1 : 0 untuk rintangan ini.
Rintangan kedua mereka ialah mereka harus melalui berbagai celah sempit untuk tiba di dasar gua.
Besi Membanggakan Kekuatannya, ia Mengubah Dirinya menjadi Mata Bor yang Kuat dan ia Mulai Berputar untuk Menembus Celah-celah itu. Tetapi celah-celah itu ternyata Cukup Sulit untuk Ditembus, semakin Keras ia berputar, memang celah itu Semakin Hancur tetapi ia pun juga semakin terluka. Air dengan Santainya Merubah Dirinya Mengikuti Bentuk Celah-celah itu. Ia Mengalir Santai dan karena Bentuknya yang Bisa Berubah ia Bisa dengan Leluasa bergerak tanpa Terluka Mengalir Melalui Celah-celah itu dan tiba dengan Cepat Di dasar Gua.
Score air dan besi 2 : 0
Rintangan ketiga ialah mereka harus dapat melewati Suatu Lembah dan tiba di luar gua.
Besi kesulitan mengatasi rintangan ini, ia tidak tahu harus berbuat apa, akhirnya ia berkata kepada air :
"Score kita 2 : 0,
Aku akan Mengakui Kehebatanmu jika engkau dapat melalui rintangan terakhir ini !"
Air pun Segera Menggenang sebenarnya ia pun Kesulitan Mengatasi Rintangan ini, tetapi kemudian ia Membiarkan Sang MATAHARI Membantunya untuk Menguap. Ia Terbang dengan Ringan Menjadi Awan, kemudian ia Meminta Bantuan ANGIN untuk Meniupnya ke Seberang dan Mengembunkannya. Maka Air Turun sebagai HUJAN.
Air Menang Telak atas Besi dengan score 3 : 0.
JADIKANLAH HIDUPMU seperti AIR.
Ia Dapat Memperoleh Sesuatu dengan Kelembutannya Tanpa Merusak dan Mengacaukan semuanya, karena dengan Sedikit Demi Sedikit ia Bergerak tetapi ia Dapat Menembus Bebatuan yang Keras.
Kadang Kekerasan bukanlah jalan keluar dari satu masalah, malah sering kali menjadikan satu masalah baru.
Ingat... HATI SESEORANG Hanya Dapat Dibuka dengan Kelembutan dan
Kasih Bukan dengan Paksaan dan Kekerasan.
karena KEKERASAN Hanya Menimbulkan DENDAM dan PAKSAAN hanya
Menimbulkan KEINGINAN Untuk Membela Diri.
Air Selalu Merubah Bentuknya Sesuai dengan Lingkungannya,
ia FLEXIBEL dan Tidak Kaku karena itu ia Dapat Diterima oleh Lingkungannya dan Tidak Ada yang Bertentangan dengan Dia.
bukan berarti juga kita tidak punya prinsip sendiri, dan menghindari konflik yg mungkin terjadi...hanya saja kita lebih tenggang rasa dan lembut hati serta menjaga sikap santun terhadap lingkungan.
Air Tidak Putus Asa, Ia Tetap Mengalir Meskipun Melalui Celah Terkecil
Sekalipun. Ia Tidak Putus Asa, tetap berusaha walau dengan kemungkinan terkecil sekalipun.
Dan Sekalipun Air Mengalami Suatu Kemustahilan untuk MENGATASI MASALAHNYA, Dia percaya akan adanya Allah...yang bisa membantunya. ..tidak menutup diri dan terlalu angkuh untuk meminta pertolongan pihak lain..dengan bantuan teriknya sinar matahari Padanya Masih Dikaruniakan Kemampuan untuk MERUBAH DIRI MENJADI UAP. bantuan angin yang membawanya keseberang setelah menjadi awan...dan kemudian menjadi air lagi...sungguh metamorfosis yg luar biasa... sungguh Allah selalu bersama orang-orang yg sabar...